1
Yohanes 1 : 1 – 10
1:1 Apa yang telah ada sejak semula, yang
telah kami dengar, yang telah kami lihat dengan mata kami, yang telah kami
saksikan dan yang telah kami raba dengan tangan kami tentang Firman hidup --
itulah yang kami tuliskan kepada kamu.
1:2 Hidup itu telah dinyatakan, dan kami
telah melihatnya dan sekarang kami bersaksi dan memberitakan kepada kamu
tentang hidup kekal, yang ada bersama-sama dengan Bapa dan yang telah
dinyatakan kepada kami.
1:3 Apa yang telah kami lihat dan yang
telah kami dengar itu, kami beritakan kepada kamu juga, supaya kamu pun beroleh
persekutuan dengan kami. Dan persekutuan kami adalah persekutuan dengan Bapa
dan dengan Anak-Nya, Yesus Kristus.
1:4
Dan semuanya ini kami tuliskan kepada
kamu, supaya sukacita kami menjadi sempurna.
1:5
Dan inilah berita, yang telah kami
dengar dari Dia, dan yang kami sampaikan kepada kamu: Allah adalah terang dan
di dalam Dia sama sekali tidak ada kegelapan.
1:6 Jika kita katakan, bahwa kita beroleh
persekutuan dengan Dia, namun kita hidup di dalam kegelapan, kita berdusta dan
kita tidak melakukan kebenaran.
1:7 Tetapi jika kita hidup di dalam
terang sama seperti Dia ada di dalam terang, maka kita beroleh persekutuan
seorang dengan yang lain, dan darah Yesus, Anak-Nya itu, menyucikan kita dari
pada segala dosa.
1:8 Jika kita berkata, bahwa kita tidak
berdosa, maka kita menipu diri kita sendiri dan kebenaran tidak ada di dalam
kita.
1:9 Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia
adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan
menyucikan kita dari segala kejahatan.
1:10 Jika kita berkata, bahwa kita tidak ada
berbuat dosa, maka kita membuat Dia menjadi pendusta dan firman-Nya tidak ada
di dalam kita.
1 Yohanes 1:1-10 (Khotbah Minggu, 15 April 2012)
Gereja Adalah
Persekutuan Dalam Hidup Yang Kekal
Pendahuluan
Dalam setiap
persidangan yang dilakukan di Pengadilan Negeri, harus memenuhi unsur: Hakim,
Panitera, Jaksa Penuntut, Pembela (Pengacara), Terdakwa dan Saksi. Saksi dalam
persidangan biasanya adalah orang yang mendengar atau melihat langsung suatu
perkara atau kejadian. Namun adakalanya, seorang saksi diminta keterangannya
sebagai narasumber karena keahliannya dalam suatu bidang, inilah yang disebut
sebagai saksi ahli. Keterangan para saksi ini perlu didengar, bahkan merupakan
suatu hal yang sangat penting karena menjadi salah satu bahan pertimbangan bagi
hakim untuk memutuskan perkara.
Demikian juga
dengan Yohanes, dia menuliskan kesaksian-nya kepada setiap orang
tentang Yesus yang bangkit dari kematian. Agar melalui kesaksiannya ini,
Jemaat yang semula pro dan kontra tentang kebangkitan Yesus menjadi memiliki
pertimbangan untuk percaya bahwa Tuhan Yesus adalah benar-benar Mesias
yang telah bangkit dari kematian.
Penjelasan
(Ayat 1-4)
Saksi Kristus
Dalam
kesaksiannya Yohanes menuliskan; “…kami dengar,…kami lihat,…kami
saksikan,…kami raba… tentang Firman Hidup…” (ay. 1). Hal ini berarti dia
merupakan saksi yang dapat dipercaya sebab dia mendengar langsung, melihat
langsung, bahkan meraba secara langsung Firman Hidup itu, yaitu Tuhan Yesus
Kristus. Sehingga orang tidak perlu lagi meragukan kesaksiannya.
Friman Hidup
akan membimbing, mengarahkan dan menuntun manusia dalam perjalanan waktu yang
ia miliki. Apa yang selama ini telah rusak oleh dosa, sekarang di dalam Firman
Hidup telah diperbaiki maka manusia akan menghasilkan persekutuan yang
baik antara manusia dengan manusia dan manusia dengan Allah. Firman Hidup juga
telah mengubah kematian kekal menjadi kehidupan kekal.
(Ayat 5) Terang
dan Kegelapan
Yohanes mau
menegur, mengutuk para pendusta yang mengatakan bahwa ia mengenal Allah namun
tidak melakukan perintah-perintah Allah. Mereka mengklaim bahwa mereka
mempunyai pengetahuan yang khusus tentang Allah tetapi tingkah-lakunya sama
sekali jauh dari tuntutan etika Kristen. Dengan tegas Yohanes mengatakan bahwa
Allah adalah terang, sehingga anak-anak terang tidak dapat hidup dalam dua
dunia, yaitu terang sekaligus gelap. Sebab di dalam terang tidak ada kegelapan,
tidak ada yang tersembunyi.
Terang
berfungsi menuntun, membimbing perjalanan hidup manusia. Terang juga
menunjukkan segala perbuatan manusia yang salah dan mengarahkannya ke dalam
kebenaran. Dalam tulisan lain, Rasul Paulus menerangkan arti terang dan
kegelapan itu sebagai berikut: “Memang dahulu kamu adalah kegelapan, tetapi
sekarang kamu adalah terang di dalam Tuhan. Sebab itu hiduplah sebagai
anak-anak terang, karena terang hanya berbuahkan kebaikan dan keadilan dan
kebenaran,” (Ef. 5:8-9).
Kegelapan
menunjukkan kepada kehidupan yang terisah dari Yesus. Orang yang berjalan dalam
kegelapan adalah orang yang tidak tahu dan tidak mengerti kemana ia harus pergi
(Yoh. 12:35). Orang yang hidup dalam kegelapan adalah orang yang hidup dalam
kekacau-balauan, ia tidak punya aturan, makna hidup dan tanpa moral.
(Ayat 6-7)
Hidup Dalam Persekutuan
Ada orang yang
menganggap dirinya sudah berkembang secara intelektual dan spiritual tetapi
dalam hidupnya sehari-hari tidak menunjukkan perkembangan intelektual dan
spiritualnya. Orang-orang seperti inilah yang dikecam Yohanes dalam
kesaksiannya ini, orang seperti itu adalah pendusta. Allah adalah terang
maka orang-orang yang bersekutu dengan Dia haruslah berjalan di dalam terang.
Dengan
pemikiran yang keliru tersebut maka tentang ‘kebenaran’ juga menjadi keliru.
Sebab bagaimana mungkin seseorang yang berjalan dalam kegelapan mengatakan telah
melakukan kebenaran. Kebenaran bukan hanya bagaimana berpikir benar
(kekristenan dalam diskusi) tetapi bagaimana seorang Kristen berpikir benar
dan melakukan yang benar kepada Allah dan kepada sesama. Orang yang
berpikir dan melakukan yang benar; maka yang terjadi dalam hidupnya sehari-hari
adalah proses pembersihan dalam dirinya dari segala macam dosa. Yohanes
mengingatkan; pengorbanan Kristus sebagai suatu yang tidak saja menebus
dosa-dosa manusia di masa lampau tetapi juga memperlengkapi manusia di dalam
kekudusan hari demi hari, bahkan sampai hari kesudahan.
Refleksi
Bersaksi adalah
amanat Tuhan Yesus kepada orang-orang percaya (band. Mat. 28:19-20), hal ini
berarti bahwa setiap orang Kristen HARUS menjadi saksi-saksi Kristus
dimana pun berada. Cara menjadi saksi Kristus bukan hanya dalam bentuk verbal
(kata-kata) semata, namun menyampaikan Firman juga harus dilakukan dalam bentuk
nyata, yaitu perbuatan atau aksi.
Dalam sebuah
seminar yang mendiskusikan tentang “Yesus Kristus” panitia mengundang tiga
orang pembicara (narasumber). Dalam diskusi yang hangat tersebut panitia
memberikan waktu satum jam untuk setiap pembicara untuk menyampaikan
paparannya. Setelah para pembicara menyampaikan paparannya, langsung
dilanjutkan dengan tanya-jawab. Dari ketiga pembicara itu ada seorang yang
sangat baik menyampaikan paparannya mengenal Yesus Kristus, bahkan dalam
diskusi, ia mampu menjawab semua pertanyaan peserta dengan baik dan memuaskan.
Ia memndapat ‘applaus’ dan ucapa selamat dari para peserta yang terkagum-kagum
oleh kepandaian dan keahliannya. Namun ketika salah seorang peserta bertanya
kepadanya, “Bapak berasal dari jemaat mana?” Pembicara itu menjawab, “Saya
tidak menjadi anggota jemaat gereja mana pun!” mendengar jawaban itu, seketika
para peserta terkejut dan terperanjat.
Ada banyak
orang yang tahu tentang Firman Tuhan tetapi hidupnya tidak melakukan Firman
itu. Dalam hal ini; anank-anak terang harus hidup dalam persekutuan dengan
Allah dan dengan sesama. Ada banyak orang yang menjadikan Firman Tuhan itu
sebagai pelajaran intelektual semata, padahal seharusnya pengetahuan tentang
Firman itu diberlakukan juga dalam hidup sehari-hari.
Pada zaman
Tuhan Yesus; ahli-ahli Taurat sungguh memahami arti dan makna hukum Taurat
namun tidak ditunjukkan dalam hidup kesehariannya. Berbeda dengan orang Samaria
yang baik hati itu. Ia tidak hanya mengerti namun ia juga melakukannya (Luk.
10:25-37). Saksi Kristus bararti melakukan kasih kepada sesama manusia. Amin.
Renungan:
Penerima surat Yohanes ini adalah generasi kemudian yang tidak pernah
berinteraksi langsung dengan Yesus. Mereka menghadapi ajaran-ajaran palsu yang
membingungkan jemaat tentang siapakah Yesus. Yohanes merasa perlu menegaskan
kembali kapabilitas dirinya sebagai orang yang menyaksikan langsung, mendengar langsung,
bahkan telah bersentuhan langsung dengan Yesus yang ia beritakan. Sebagai
seorang saksi, mengalami langsung dengan apa yang ia beritakan merupakan
otoritas yang sangat kuat dan dituntut untuk keakuratan kesaksiannya. Sebagai
seorang saksi Kristus, penting sekali bagi kita untuk mengalami apa yang kita
beritakan, sehingga kesaksian kita memiliki otoritas yang kuat bukan hanya
berdasarkan kata orang saja.
Pada waktu itu ada ajaran (gnostik) yang mengatakan
bahwa seseorang bisa memiliki persekutuan dengan Allah sambil tetap hidup dalam
kegelapan. Yohanes menyebut orang yang beranggapan demikian sebagai pendusta
dan tidak melakukan kebenaran. Yohanes menyatakan bahwa sifat Allah adalah
terang. Terang tidak mungkin bersatu dengan kegelapan, demikian juga sebaliknya
kegelapan tidak mungkin ada dalam terang.
Yohanes menjelaskan ada dua sikap manusia yang berbeda tentang dosa. Yang
pertama adalah orang yang tidak mau mengakui keberdosaannya dan yang kedua
adalah orang yang menyadari dan mau mengakui dosanya. Yohanes menyebut tipe
orang yang pertama adalah orang yang menipu dirinya sendiri. Sedangkan tipe
orang yang kedua justru adalah orang-orang yang mendapat pengampunan Allah.
Kita tidak akan mengalami pengampunan Allah jika kita tidak mau menyadari dan
mengakui dosa-dosa kita.Kita
tidak mungkin bersekutu dengan Allah sambil tetap hidup dalam kegelapan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar