Kotbah Minggu, 08 April 2018
Minggu Quasimodogeniti
YOHANES 21 : 15 - 19
Topik: Gembalakanlah domba Allah
21:15 Sesudah sarapan Yesus berkata kepada Simon Petrus:
"Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku lebih dari pada mereka
ini?" Jawab Petrus kepada-Nya: "Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku
mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah
domba-domba-Ku."
21:16 Kata Yesus pula kepadanya untuk kedua kalinya:
"Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?" Jawab Petrus
kepada-Nya: "Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau."
Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku."
21:17 Kata Yesus
kepadanya untuk ketiga kalinya: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau
mengasihi Aku?" Maka sedih hati Petrus karena Yesus berkata untuk ketiga
kalinya: "Apakah engkau mengasihi Aku?" Dan ia berkata kepada-Nya:
"Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi
Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku.
21:18 Aku berkata
kepadamu: Sesungguhnya ketika engkau masih muda engkau mengikat pinggangmu
sendiri dan engkau berjalan ke mana saja kaukehendaki, tetapi jika engkau sudah
menjadi tua, engkau akan mengulurkan tanganmu dan orang lain akan mengikat
engkau dan membawa engkau ke tempat yang tidak kaukehendaki."
21:19 Dan hal ini dikatakan-Nya untuk menyatakan bagaimana
Petrus akan mati dan memuliakan Allah. Sesudah mengatakan demikian Ia berkata
kepada Petrus: "Ikutlah Aku."
1.
Sesudah
sarapan….dst
Yesus telah bangkit dari kematian,
kuasa dosa dan maut telah diakhiri. Tapi sebelum naik ke sorga, Dia masih
menampakkan diriNya selama 40 hari, dan melakukan pekerjaan selayaknya seperti
saat Dia belum disalibkan. Salah satu contohnya adalah: makan / sarapan. Itu
mengingatkan para murid, bahwa Dia bukanlah hantu. Dia benar-benar Yesus yang
sudah mengalahkan kematian. Dialah Yesus yang sudah menaklukkan kuasa maut. Dia
benar-benar hidup.
2.
Mengapa
Petrus? Pada hal masih ada murid yang lain. Mengapa bukan Yohanes, atau
Andreas?
Tentu jawaban yang pasti hanya ada
pada Yesus, sebab kita tidak langsung berada disana. Ada yang berpendapat
demikian: Petrus adalah orang yang sifatnya meledak-ledak, emosional, yang
selalu cepat-cepat memberi jawaban, tanpa lebih dahulu dipikirkan. Termasuk
juga jawabannya terhadap Yesus ketika Ia berkata: Malam ini kamu semua akan
tergoncang imanmu. Namun Petrus menjawab dengan cepat: 1. "Biarpun mereka
semua tergoncang imannya karena Engkau, aku sekali-kali tidak. 2.
"Sekalipun aku harus mati bersama-sama Engkau, aku takkan menyangkal
Engkau. Maka Yesus pun menjawab: sebelum ayam jantan berkokok, kamu sudah tiga
kali menyangkal Aku. Dan memang benar, ketika Yesus disiksa sebelum ayam
berkokok, Petrus sudah menyangkal Yesus sebanyak tiga kali. Petrus pun ingat
akan perkataanNya yang sangat garang, namun minus tindakan, hingga ia pun
menangis sejadi-jadinya. Dapat dikatakan, Petrus sangat tersiksa akan rasa
bersalah yang sangat berat (guilty feeling), malu, gelisah, dan kecewa.
3.
Pola
pengajaran Yesus dalam rangka penerimaan kembali seorang Petrus.
Yesus sangat luar biasa dalam
pengajaranNya. Yesus tahu sepenuhnya tentang Petrus. Dan Yesus pun tidak ingin
agar Petrus tinggal / terperangkap di dalam rasa bersalah yang mendalam dan
berlarut-larut. Yesus ingin membebaskan Petrus dari rasa ketersiksaannya, dari
rasa bersalah kepada ketekunan melayani, bukan kehebatan memberikan jawaban.
Yesus tidak melihat kesalahan Petrus, persis seperti yang Dia perbuat kepada
Maria Magdalena (yang ketahuan berzinah). Yesus tidak menghakimi, tidak
menghujat, atau tidak dendam. Yesus menguji keseriusan hati Petrus dengan
bertanya: Apakah engkau mengasihi Aku? Yesus ingin mengajar Petrus agar tidak
memberikan jawaban yang gegabah. Dengan memberikan tugas yang baru, demikianlah
cara Yesus untuk mengembalikan percaya diri Petrus. Teolog: Almarhum Andar
Ismail dalam bukunya Seri Selamat tentang Paskah: mengatakan bahwa bersantai-santai
memang tampaknya enak. Tetapi coba anda bayangkan: kalau anda masuk ke tempat
kerja, namun atasan dan rekan-rekan anda tidak memberikan anda tugas apa pun.
Sepanjang hari anda melihat semua sibuk bekerja, tetapi hanya anda yang diam
karena tidak diberi pekerjaan. Nyamankah anda? Tentu tidak. Anda merasa
disisihkan. Emang enak? Bahkan anda juga merasa terhukum. Tidak diperbolehkan
bekerja pun merupakan suatu hukuman. Sebab itu, dengan memberi tugas, bisa
menjadi cara untuk memulihkan orang dari rasa ketersisihan, rasa bersalah, dan
keterhukumannya.
4.
Tugas
apa yang diberikan Yesus?
Agar Petrus kembali ke jati dirinya, Yesus memberikan tugas:
gembalakanlah domba-domba Allah. Dengan memberikan tugas, Petrus tidak dibuang.
Petrus tidak diasingkan, atau Petrus tidak ditolak di dalam kelompoknya sebagai
murid. Yesus menerima Petrus sebagimana dirinya yang sesungguhnya. Dengan
memberikan tugas, maka pikirannya tidak lagi terpenjara di dalam rasa bersalah,
tetapi ia diarahkan kepada tugas mulia yang sedang menanti.
5.
Kenapa
harus tiga kali Yesus menekankan: Gembalakanlah….?
Hal ini ingin memberikan ketegasan
dan sekaligus jawaban atas tiga kali penyangkalan Petrus. Juga perintah ini,
ingin menegaskan dan memastikan jawaban Petrus dihubungkan dengan kasihnya
kepada Yesus. Yesus tidak menginginkan jawaban yang meluap-luap seperti yang
diucapkan Petrus sebelumnya (sampai ke dalam kematian, aku akan bersama Engkau).
Tapi yang diharapkan terjadi adalah aksi / wujud nyata dari kasih itu sendiri.
Sebab tidak ada gunanya berkata kasih apabila tidak diterapkan dalam perbuatan.
Sekaligus juga, ketiga pertanyaan Yesus kepada Petrus, menegaskan agar Petrus
jangan lagi gegabah dalam memberikan jawaban.
6. Ketika engkau masih muda…..dst
Ini menjadi nyata, dimana dia
(Petrus) pergi ke Roma, dan mati disalibkan dengan kepala ke bawah, atas
permintaannya sendiri. Sebab ia merasa bahwa ia tidak layak menjalani
penyaliban sama persis seperti Yesus. Jiwa raga dan imannya diberikan
sepenuhnya untuk pelayanan Yesus.
Pointer aplikasi:
1.
Yesus
benar-benar bangkit. Dia bersama-sama makan dengan para murid, Dia bukan hantu.
Yesus meyakinkan para murid dan dunia ini, bahwa Dia tidak dikuasai kubur, maut
dan dosa. Percayalah akan kuasaNya.
2.
Yesus
tidak membutuhkan jawaban yang ngawur, Yesus tidak membutuhkan jawaban dengan
hanya kata-kata. Kasih harus diwujud-nyatakan lewat tindakan baik. Itu makanya,
Yesus berkata: gembalakanlah domba-domba Allah. Dunia ini membutuhkan kabar
sukacita. Kebangkitan Yesus harus diberitakan. Wujud kasih kepada Yesus adalah
dengan bersedia menggembalakan / melayani domba-domba Allah (dunia ini).
3.
Dengan memberikan pekerjaan, cepat atau
lambat, Petrus akan memahami kalau ternyata dia diterima kembali. Itulah cara
yang luar biasa yang diperbuat Yesus. Sama halnya dengan yang diperbuatnya di
kayu salib. Dia tidak menghujat para “lawanNya”, Dia tidak menghujat
orang-orang yang menyalibkanNa. Dia malah mengampuni dengan meminta kepada
BapaNya. Pengampunan Yesus sangat luar biasa. Dia tidak melihat kesalahan kita,
tetapi dia dengan terbuka selalu mengampuni.
4.
Menggembalakan
domba-domba Allah, itulah salah satu cara mengikut Yesus, sebagimana yang
dikatakannya kepada Petrus. Mengikut Yesus, harus siap dengan segala resiko,
komitmen, dan keteguhan hati.
Selamat Melayani.