Jumat, 03 September 2021

YESAYA 35 : 4 - 10

Minggu, 05 September 2021 Yesaya 35 : 4 – 10 Topik: Kuatkanlah hatimu, jangan takut. . 35:4 Katakanlah kepada orang-orang yang tawar hati: "Kuatkanlah hati, janganlah takut! Lihatlah, Allahmu akan datang dengan pembalasan dan dengan ganjaran Allah. Ia sendiri datang menyelamatkan kamu!" 35:5 Pada waktu itu mata orang-orang buta akan dicelikkan, dan telinga orang-orang tuli akan dibuka. 35:6 Pada waktu itu orang lumpuh akan melompat seperti rusa, dan mulut orang bisu akan bersorak-sorai; sebab mata air memancar di padang gurun, dan sungai di padang belantara; 35:7 tanah pasir yang hangat akan menjadi kolam, dan tanah kersang menjadi sumber-sumber air; di tempat serigala berbaring akan tumbuh tebu dan pandan. 35:8 Di situ akan ada jalan raya, yang akan disebutkan Jalan Kudus; orang yang tidak tahir tidak akan melintasinya, dan orang-orang pandir tidak akan mengembara di atasnya. 35:9 Di situ tidak akan ada singa, binatang buas tidak akan menjalaninya dan tidak akan terdapat di sana; orang-orang yang diselamatkan akan berjalan di situ, 35:10 dan orang-orang yang dibebaskan TUHAN akan pulang dan masuk ke Sion dengan bersorak-sorai, sedang sukacita abadi meliputi mereka; kegirangan dan sukacita akan memenuhi mereka, kedukaan dan keluh kesah akan menjauh. . . Salam sejahtera bagi kita semua. Semoga Tuhan memberkati kita di mana pun berada. Kita akan menerima sabda Tuhan dari kitab Yesaya. Saudaraku Kalau kita pernah berkunjung ke penjara, kita pasti menemukan tembok yang lumayan tinggi, dan juga dilengkapi dengan kawat yang berduri. Bahkan ada juga penjara yang memiliki tembok berlapis dua agar para tahanan tidak dapat melarikan diri. Semakin kita masuk ke dalam penjara, kita menemukan lagi banyak kamar atau sel yang terbuat dari besi. Di situlah para narapidana ditempatkan jika sudah menerima vonis dari hakim. Siapa pun pasti tidak mau jika hidupnya dipenjara atau terpenjara. Penjara sudah pasti mempersempit ruang bebas kita. Sebagaimana narapidana memiliki hidup yang terpenjara, demikian juga hidup kita mungkin “terpenjara” oleh berbagai hal yang menyakitkan. Bisa saja terpenjara oleh karena kemiskinan, kebodohan, hutang, penyakit, kejahatan, dan terutama terpenjara oleh rasa takut (ay 4). Apakah yang paling dibutuhkan oleh orang yang sedang merasa ketakutan? Sebagaimana seorang narapidana sangat mengharapkan kebebasan, demikian orang takut juga sangat mengharapkan terbebas dari rasa takut. Maka penting memberikan ketenangan, semangat atau dukungan kepada orang yang takut. Demikian kita temukan dalam ayat 4 kotbah ini, bahwa Tuhan sendiri datang dengan pembalasan dan dengan ganjaran Allah. Ia sendiri datang untuk menyelamatkan. Saudaraku, apa yang sebenarnya terjadi dalam kotbah ini? Saat itu, sudah banyak orang yang berbuat dosa dan kejahatan. Bahkan mereka telah menyembah berhala. Para Imam di bait Allah juga sudah banyak yang berbuat jahat. Raja pun tidak lagi takut akan Tuhan. Maka Tuhan mengutus Yesaya untuk menegur bangsa Yehuda agar bertobat dan meninggalkan segala kejahatannya. Kalau tidak, maka Tuhan akan menghukum bangsa Yehuda. Dan memang karena tidak ada pertobatan, hukuman itu pun terjadi dengan mengijinkan Raja Nebukadnesar memperbudak bangsa Yehuda ke Babel. Kotbah ini merupakan jawaban Tuhan, bahwa Tuhan sendiri akan membebaskan umatNya dari tangan Nebukadnesar. Mengapa Tuhan sendiri yang datang untuk membebaskan? Karena memang manusia tidak sanggup membebaskan dirinya sendiri. Itu makanya Tuhan berkata: Kuatkanlah hati, jangan takut (ay 4a).Rrasa takut akan sangat besar mempengaruhi kejiwaan manusia. Dan manusia pasti tidak mau berlama-lama tinggal atau terpenjara di dalam rasa takut. Tidur tidak tenang, bekerja tidak maksimal, makan kurang selera dan apa pun pekerjaannya akan terganggu jika merasakan ketakutan. Karenanya, seseorang bisa menjadi putus harapan oleh karena beratnya ketakutan yang dirasakan atau dihadapi. Yesus sendiri pernah merasakan ketakutan yang luar biasa menjelang kematianNya. Saudaraku Dalam kondisi ketakutan atau tawar hati, dibutuhkan ketenangan jiwa. Maka Tuhan datang memberikan harapan, penghiburan dan keselamatan. Dapatkah hal itu terjadi dalam hidup kita? Ada dua jawaban: Pertama: Keselamatan itu tidak akan terjadi jika kita tidak mau percaya kepada Tuhan. Keselamatan itu juga tidak terjadi jika kita tidak mau datang kepadaNya. Keselamatan itu juga tidak terjadi jika kita tidak mau bertobat. Kedua: Keselamatan itu akan terjadi jika kita percaya kepada Tuhan, sebab tidak ada yang mustahil bagiNya. Apa buktinya: Ayat 5 + 6 berkata: mata orang-orang buta akan dicelikkan, telinga orang-orang tuli akan dibuka. Orang lumpuh akan melompat seperti rusa, dan mulut orang bisu akan bersorak-sorai. Apa lagi bukti yang lain? Sebab mata air memancar di padang gurun, dan sungai di padang belantara; tanah pasir yang hangat akan menjadi kolam, dan tanah gersang menjadi sumber-sumber air. Tanaman dan berbagai pepohonan sudah pasti tidak dapat tumbuh di tanah yang gersang sebab tidak ada terdapat air. Air adalah kehidupan bagi manusia, hewan dan tumbuhan. Jadi air sangat penting bagi kehidupan. Kondisi buta, tuli, lumpuh dan bisu adalah merupakan gambaran manusia yang selalu berbuat kejahatan. Karena imannya buta, tuli, lumpuh dan bisu, tentu seseorang tidak dapat berbuat baik. Atau sama seperti gambaran tanah yang gersang di mana tidak dapat ditumbuhi berbagai tanaman, demikian halnya jiwa seseorang yang gersang, tentu tidak dapat menghasilkan yang baik. Namun tidak ada yang mustahil bagi Tuhan. Lewat nabi Yesaya, Tuhan sedang berbicara: Kuatkanlah hatimu dan jangan takut. Tuhan adalah masa depanmu. Tuhan dapat menjadikan hidupmu sangat berharga. Tuhan bisa menjadikan imanmu melihat, Tuhan bisa menjadikan imanmu mendengar, Tuhan bisa membuat imanmu bersuka ria, dan Tuhan bisa membuat imanmu berbicara. Dengan satu syarat kalau kita menyesali segala dosa kita dan mau diselamatkan oleh Tuhan. Itu juga yang diperbuat oleh Yesus: Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang – Luk 4 : 18 – 19. Bukankah Yesus menyembuhkan yang buta, tuli, lumpuh, bisu, dan berbagai penyakit yang lain? Dan puncaknya adalah ketika Yesus membebaskan manusia di kayu salib dari penjara ketakutan oleh kuasa dosa. Semuanya sudah dilunasi dengan darahNya. Dengan demikian, keselamatan telah menjadi milik kita oleh karena anugerahNya. Bagaikan penyakit yang sudah disembuhkan, dan juga seperti tanah yang gersang menjadi subur, demikian kasih Tuhan kepada manusia, makanya Dia berkata: Kuatkan hatimu dan jangan takut. Sekali lagi, mengapa Tuhan berbuat demikian? Karena kasihNya begitu besar kepada dunia ini (Yoh 3 : 16). KasihNya begitu besar kapada saya, anda dan kita. Kalau kasihNya sudah ada bagi kita, maka masih adakah keraguan dalam hati kita masing-masing? KasihNya itulah yang membebaskan kita dari rasa takut, hingga menjadikan kita bersuka cita. Saudaraku Demikianlah kita temukan suka cita di dalam Yesus, bahwa hidup kita telah diselamatkan. Karenanya, kita layak untuk bersuka cita. Di dalam Yesus, pendamaian telah dianugerahkan. Manusia memiliki jalan untuk kembali kepada Tuhan, yaitu Jalan Kudus. Bukankah Yesus telah berkata: Akulah jalan, kebenaran dan hidup. Tidak ada yang sampai kepada Bapa kalau tidak melalui Aku (Yoh 14 : 6). Hanya orang yang bertobat dan percaya kepada Yesus sajalah yang diijinkan berjalan di Jalan Kudus tersebut (ay 8). Manusia yang jahat digambarkan seperti singa dan binatang buas yang selalu mencabik mangsanya untuk dimakan. Demikian gambaran manusia yang jahat, tidak diijinkan berjalan di Jalan Kudus itu, sebab Tuhan sendiri akan menjalankan hukum dan kebenaran. Ketika hukum Tuhan saja yang berlaku maka manusia akan merasakan suka cita sebab sudah terbebas dari rasa takut. Saudaraku, ada beberapa teladan yang kita syukuri dalam kotbah ini: Pertama: Banyak hal yang dapat membuat hidup manusia seperti terpejara. Bisa saja terpenjara oleh karena kemiskinan, penyakit, hutang, dan sebagainya, hingga membuat kita menjadi tawar hati. Tentu manusia akan sulit untuk membebaskan diri dari segala hal yang mengikatnya karena sudah tawar hati. Saudaraku, boleh saja ada pergumulan kita masing-masing. Namun kotbah ini berkata: Ada Tuhan yang selalu mendengar doa kita. Dan kini Tuhan memberikan jawaban dengan berkata: jangan tawar hati, jangan takut. Tuhan akan menolongmu. Tuhan akan menyelamatkanmu. Kedua: Percayalah bahwa Tuhan sanggup mengubah hidupmu. Mungkinkah itu? Sangat mungkin, sebab kita menemukan dalam kotbah ini bahwa: yang buta dapat melihat, yang tuli dapat mendengar, yang lumpuh dapat berjalan, yang kelu dapat berbicara. Tanah gersang menjadi subur, dan sekaligus menjadi sumber air. Siapakahh yang sanggup menjadikan hal yang seperti itu? Hanya Tuhan saja. Tuhan kita dapat mengubah hati yang luka dan remuk menjadi bersuka cita. Di dalam Tuhan, kita akan menemukan suka cita (ay 10). Bukankah Yesus pernah berkata: Aku datang untuk menyampaikan kabar suka cita, kesembuhan, pembebasan dan tahun rahmat Tuhan. Di sisi lain Yesus juga berkata: Akulah air kehidupan. Maka dari itu, berilah hidupmu diubah oleh Yesus. Ketiga: Dapatkah kita merasakan suka cita itu? Tentu dapat. Hanya jika kita mau bertobat dan kembali kepadaNya. Kepada kita telah disediakan suatu Jalan Kudus yaitu Yesus Kristus. Kita hanya akan menemukan kedamaian di Jalan itu, sebab perilaku manusia yang seperti singa dan binatang buas tidak ada dan tidak diijinkan berjalan di Jalan Kudus itu. JALAN itu adalah jalan kebebasan bagi kita. Dan kita akan pulang ke Sion dengan bersuka cita melalui Jalan Kudus itu. Mari, kita pulang kepadaNya, sebab Dia dapat mengubah hati yang tawar menjadi hati yang bersuka cita. Keempat: Sekarang ini, tentu kita masih bersama-sama menghadapi ganasnya pandemic corona. Seluruh sisi kehidupan kita kita dihantam oleh virus ini. kini pola hidup kita sudah berubah sembari kita juga masih terus kawatir. Sudah banyak yang menjadi korban meninggal akibat keganasan virus ini. Kotbah ini berkata: Yakinlah bahwa suatu saat kita akan menerima suka cita dari Tuhan. Jangan tawar hati. Mari saling membantu, saling mendoakan, sekaligus mentaati protokol kesehatan. Tuhan pasti dapat mengakhiri pandemic ini. Hanya dibutuhkan kedisiplinan kita. Paling tidak, kita disiplin berdoa kepadaNya. Semoga Tuhan memberkati kita semua. Amin. #salam #Walman M Hutapea_blogspot

Tidak ada komentar:

Posting Komentar