Sabtu, 18 September 2021
PENGKOTBAH 10 ; 10 - 15
Kotbah Minggu 19 September 2021
Pengkotbah 10 : 10 – 15
Topik:
.
10:10 Jika besi menjadi tumpul dan tidak diasah, maka orang harus memperbesar tenaga, tetapi yang terpenting untuk berhasil adalah hikmat.
10:11 Jika ular memagut sebelum mantera diucapkan, maka tukang mantera tidak akan berhasil.
10:12 Perkataan mulut orang berhikmat menarik, tetapi bibir orang bodoh menelan orang itu sendiri.
10:13 Awal perkataan yang keluar dari mulutnya adalah kebodohan, dan akhir bicaranya adalah kebebalan yang mencelakakan.
10:14 Orang yang bodoh banyak bicaranya, meskipun orang tidak tahu apa yang akan terjadi, dan siapakah yang akan mengatakan kepadanya apa yang akan terjadi sesudah dia?
10:15 Jerih payah orang bodoh melelahkan orang itu sendiri, karena ia tidak mengetahui jalan ke kota.
.
.
Salam sejahtera buat kita semua.
Semoga Tuhan masih berkenan memberkati kita semua.
Saudaraku,
Ada tiga gambaran orang yang berhikmat dalam kotbah ini:
1. Seperti mengasah besi tumpul.
2. Seperti memantera ular agar tidak memagut.
3. Tutur kata yang menarik hati.
Pertama: Seperti mengasah besi tumpul.
Ada pepatah yang berkata: Belakang parang jika diasah akan tajam juga. Kita sering mendengar pepatah ini sewaktu masih duduk di bangku SD. Diharapkan bahwa setiap murid akan cerdas jika terus belajar. Maka diibaratkan seseorang yang tergolong bodoh, jika terus belajar dengan tekun niscaya akan pintar. Sama seperti parang atau kapak yang sudah tumpul, akan menjadi tajam jika diasah. Bagaimana pun juga akan sulit bagi seseorang untuk memotong atau menebang kayu dengan kapak yang sudah tumpul. Tangan akan terasa sakit jika memakai kapak yang tumpul. Jika pun bisa, pasti membutuhkan tenaga yang besar. Maka orang yang tidak mau belajar, otaknya akan tumpul seperti parang yang tumpul tersebut. Perkara apa pun yang dihadapi, akan sulit untuk diselesaikan karena dia tidak memiliki kecerdasan.
Akan berbeda halnya dengan orang yang berhikmat atau yang cerdas. Dia akan memperhatikan ketajaman peralatannya jika ingin menebang atau memotong kayu. Jika peralatannya sudah tumpul atau tidak tajam, maka dia pasti akan mengasah parang / kapaknya sampai tajam agar dapat dengan mudah untuk memotong kayu. Sehingga tidak terlalu banyak mengeluarkan tenaga, dan tangan tidak terlalu sakit. Mengasah parang yang tumpul agar menjadi tajam pasti tidak membutuhkan waktu yang sekejap. Demikian juga halnya dengan kecerdasan manusia, tentu harus dibarengi dengan semangat belajar yang tinggi. Demikian pepatah berkata: Long life education. Belajar tidak pernah dibatasi oleh umur. Setiap hari orang yang berhikmat pasti akan belajar.
Kedua: Seperti memantera ular agar tidak memagut.
Bagaimana pun juga, ular tergolong kepada jenis binatang yang berbahaya, khususnya yang memiliki bisa atau racun yang mematikan. Namun walau pun demikian, ada juga ular berbisa yang dapat ditaklukkan oleh manusia. Bahkan ada orang yang mampu menangkap ular berbisa tanpa menggunakan alat bantu. Tentu seseorang berani menangkap ular berbisa karena sudah memiliki pengalaman akan dunia ular. Jika anda masih amatiran maka jangan pernah bermain-main dengan ular. Anda bisa mati digigit ular. Demikianlah gambaran orang yang berhikmat. Orang yang berhikmat tahu bahwa seseorang dapat kehilangan nyawa jika digigit oleh ular beracun. Untuk dapat menghindari resiko kematian, maka orang yang berhikmat akan belajar tentang seluk-beluk dunia ular. Agar ketika suatu saat dia berhadapan dengan ular berbisa, orang berhikmat tidak mati konyol. Pepatah yang mendukungnya adalah “sediakan payung sebelum hujan turun”. Itulah yang kita temukan dalam ayat 11 tentang kata mantera. Mantera itu bukan bersifat magis tapi lebih kepada pengetahuan akan dunia ular.
Saudaraku, kita tidak dapat memprediksi kejadian-kejadian yang akan datang sebab hidup kita ini memiliki resiko kedukaan atau bahkan kematian. Bahkan yang nyata kali ini adalah tidak ada di antara kita yang mampu memprediksi keganasan virus corona sebelumnya. Corona masih terus mengganas dan bahkan merenggut nyawa manusia dengan varian-varian yang baru. Kita hanya disarankan untuk menjalankan Prokes 5M + 3T. Hal itu bukan berarti bahwa kita akan terhindar dari serangan virus corona. Dokter sendiri sudah banyak yang meninggal akibat virus corona. Kita semua berpotensi terpapar virus tersebut. Namun setidaknya, orang yang berhikmat akan sedapat mungkin menghindari resiko terpapar dengan menjalankan Prokes itu. Pawang ular sendiri masih berpotensi digigit ular. Namun agar terhindar dari gigitan ular, orang yang berhikmat akan memakai pelindung tubuh.
Ketiga: Tutur kata yang baik / menarik hati.
Terkait dengan hal di atas, kitab Amsal pernah berkata: Jawaban yang lemah lembut meredakan kegeraman, tetapi perkataan yang pedas membangkitkan marah (Amsal 15:1) dan juga kitab Kolose 4:6 Hendaklah kata-katamu senantiasa penuh kasih, jangan hambar, sehingga kamu tahu, bagaimana kamu harus memberi jawab kepada setiap orang. Orang Batak terkenal dengan tutur kata yang sopan. Terbukti ketika ada pembicaraan antara para raja adat, maka setiap orang yang ingin berbicara, pasti akan selalu diawali dengan kata “santabi”, dan kemudian dilanjutkan dengan perumpamaan. “Santabi” itu menunjukkan tanda kehormatan kepada lawan bicara. Disana kita akan mendengarkan alunan kata-kata yang menarik hati dan kita ingin selalu mendengarnya. Begitulah gambaran pembicaraan orang-orang yang berhikmat. Dia pasti akan mengeluarkan kata-kata yang sopan dan menyejukkan.
Sebaliknya: bagaimanakah perkataan orang bodoh? Kotbah ini berkata: awal perkataannya adalah kebodohan dan akhir perkataannya adalah kebebalan yang mencelakakan (ay 13). Maka jika tidak hati-hati mempergunakan mulut atau perkataan, akan berpotensi berakibat yang fatal, baik bagi pendengar mau pun yang mengucapkannya. Bukankah ada pepatah yang berkata: mulutmu adalah harimaumu, atau juga pepatah lain “seperti senjata makan tuan”. Sebutan yang lain dalam kotbah ini adalah bagaikan seseorang yang tersesat dan tidak tahu jalan ke kota (ay 15b). Seseorang yang tidak berhikmat juga kelihatan dari cara berbicaranya yang terlalu banyak (ay 14a). Dia tidak mengerti makna ucapannya dan tidak mengetahui kemana arah pembicaraannya, sama seperti orang yang tersesat. Makanya orang Batak berkata: “Jolo nidilat bibir asa nidok hata”. Artinya, pikirkanlah dahulu setiap kata yang kamu ucapkan agar tidak menyakiti orang lain.
Saudaraku,
Pertama: Tuhan tidak pernah menciptakan manusia yang bodoh dan pemalas. Tuhan menciptakan manusia pasti disertai dengan talenta atau karisma (Secara umum 1 Korintus 12 menjabarkan bahwa Tuhan menganugerahkan karisma atau hikmat bagi setiap orang). Hanya dibutuhkan kesadaran dan keseriusan dari setiap pribadi untuk selalu belajar dan belajar. Jika tidak belajar maka sama halnya seperti besi yang tumpul. Tidak akan tajam jika dipergunakan memotong atau menebang pohon. Memakai besi yang tumpul hanya akan melelahkan saja. Agar tidak menjadi lelah, pakailah hikmat yaitu dengan mengasahnya hingga menjadi tajam. Jika ingin berhikmat, belajarlah selalu.
Kedua: Hal yang paling utama menjadikan seseorang berhikmat adalah Firman Tuhan. Demikian Amsal 1 : 7 berkata bahwa Takut akan TUHAN adalah permulaan pengetahuan, tetapi orang bodoh menghina hikmat dan didikan. Salomo menjadi orang yang paling berhikmat dari seluruh raja sebelum dan sesudahnya karena dia memperoleh didikan Firman Tuhan. Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran (2 Tim 3 : 16).
Ketiga: Pawang yang berhikmat adalah dia yang menyadari bahwa ular berbisa masih berpotensi membunuhnya jika diigigit. Karenanya, penting baginya untuk membentengi diri agar tidak tergigit ular berbisa tersebut. Demikian halnya orang berhikmat, bahwa dia mengetahui resiko jika asal mengeluarkan perkataan. Maka sangat penting untuk menjaga mulut dari perkataan yang tidak baik. Orang berhikmat akan selalu mengeluarkan perkataan yang tepat di waktu yang tepat pula. Dia tidak asal mengeluarkan perkataan. Maka setiap orang diharapkan mampu menjaga mulutnya agar tidak asal berbicara.
Keempat: Semoga Tuhan memberkati kita semua dengan hikmat-Nya. Amin.
#salam
#wmhutapea
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar