Jumat, 10 September 2021

MARKUS 8 : 31 - 38

Minggu, 12 September 2021 Markus 8 : 31 – 38 Topik: Berhikmat di dalam Yesus. . 8:31 Kemudian mulailah Yesus mengajarkan kepada mereka, bahwa Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan bangkit sesudah tiga hari. 8:32 Hal ini dikatakan-Nya dengan terus terang. Tetapi Petrus menarik Yesus ke samping dan menegor Dia. 8:33 Maka berpalinglah Yesus dan sambil memandang murid-murid-Nya Ia memarahi Petrus, kata-Nya: "Enyahlah Iblis, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia." 8:34 Lalu Yesus memanggil orang banyak dan murid-murid-Nya dan berkata kepada mereka: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku. 8:35 Karena siapa yang mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku dan karena Injil, ia akan menyelamatkannya. 8:36 Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia kehilangan nyawanya. 8:37 Karena apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya? 8:38 Sebab barangsiapa malu karena Aku dan karena perkataan-Ku di tengah-tengah angkatan yang tidak setia dan berdosa ini, Anak Manusia pun akan malu karena orang itu apabila Ia datang kelak dalam kemuliaan Bapa-Nya, diiringi malaikat-malaikat kudus." . . Salam sejahtera buat kita semua. Tuhan kiranya masih berkenan melindungi dan memberkati hidup kita. Saudaraku, sabda Tuhan buat kita untuk Minggu 12 September 2021, diambil dari kitab Markus 8 : 31 – 38. Kita akan “menyelami” Firman ini dan semoga kita memperoleh teladan darinya. Saudaraku, sejenak kita akan melihat ke latar belakang kotbah ini. Kabar tentang Yesus sudah meluas dimana-mana. Bahkan orang selalu mencariNya karena Yesus dapat membuat muzijat dengan menyembuhkan berbagai penyakit. Kabar itu juga didengar oleh orang Farisi, yang sejak awal tidak suka akan kehadiran Yesus. Barangkali, kotbah ini merupakan sambungan hasil pembicaraan Yesus dengan para muridNya, saat mereka sedang berjalan ke kampung-kampung di sekitar Kaisarea Filipi (ay 27). Awalnya Yesus bertanya dari hal yang umum, yaitu: KATA ORANG, siapakah Aku ini? Mereka menjawab: kata orang, Engkau adalah Yohanes Pembaptis. Ada juga yang mengatakan Elia, dan seorang dari para nabi. Lantas, Yesus semakin memperkecil cakupan pertanyaanNya dengan bertanya khusus hanya kepada muridNya: MENURUT KAMU, siapakah Aku? Dan Petrus pun menjawab: Engkau adalah Mesias. Yesus pun melarang para muridNya supaya jangan memberitahukan kepada siapa pun tentang Dia. Saudaraku. Kini kita akan masuk ke dalam inti kotbah ini. Yesus kembali melanjutkan perkataanNya dengan menjelaskan hidupNya, missi-Nya, dan kelayakan menjadi pengikutNya. Yesus membuka kotbah ini dengan sebutan “Anak Manusia”. Ini merupakan ciri khas kitab Markus, bahwa dalam kitab ini kita sering menemukan kata “Anak Manusia”. Markus ingin menjelaskan bahwa Allah telah menjadi manusia dan ada di antara manusia. Dia tidak lagi hanya sebatas di sorga, namun sudah hadir dan menjadi manusia. Yesus dengan terang-terangan mengatakan bahwa hidupNya akan penuh dengan penderitaan. Dia akan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan bangkit sesudah tiga hari (ay 31). Sangat sulit bagi Petrus menerima perkataan Yesus tersebut sebab Yesus mampu membuat muzijat, bahkan menghidupkan kembali orang mati. Kemudian, Petrus sudah mengaku bahwa Yesus adalah Mesias dan Yesus tidak menolak pengakuan tersebut. Itu sebabnya Petrus tidak menerima ucapan Yesus tentang kematianNya tersebut (ay 32b). Menurut kitab Matius, Petrus mencoba menarik Yesus ke samping dan menegur Dia dengan berkata: "Tuhan, kiranya Allah menjauhkan hal itu! Hal itu sekali-kali takkan menimpa Engkau (Mat 16 : 22). Saudaraku, Para murid Yesus benar-benar tidak memahami missi Yesus di dunia ini. Bahkan Petrus dengan beraninya menegur Yesus. Petrus bertindak seperti pahlawan, Petrus bertindak seperti penyelamat Yesus, dan Petrus bertindak seperti pembela Yesus. Mengapa Petrus tidak berterima akan ucapan Yesus tersebut? Sebab Petrus sudah menyaksikan banyak Muzijat yang diperbuat Yesus, dan lagi bahwa Yesus adalah Mesias yang akan menyelamatkan bangsa Israel dari penjajahan Romawi. Jadi mereka sangat mengharapkan figure seorang pembebas atau penyelamat untuk memproklamirkan kemerdekaan. Harapan Petrus sangat besar akan hal itu dan hanya Yesus yang dapat membawa kemerdekaan. Jadi bagi Petrus sendiri, Mesias tidak mungkin menderita apalagi dibunuh. Itu makanya Yesus segera menjawab dan bahkan memarahi Petrus: Enyahlah Iblis, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia (ay 33). Baru saja Petrus mengaku bahwa Yesus adalah Mesias, namun tiba-tiba Petrus sudah meragukan Yesus dan berani menegur-Nya. Petrus jelas-jelas menolak kematian Yesus, pada hal ada missi penyelamatan dunia lewat kematianNya. Hal itulah yang tidak dimengerti oleh Petrus. Pikiran manusia sedapat mungkin menghindari kematian, sementara pikiran Yesus adalah bahwa Dia sebagai Anak Domba Allah akan mengalami penderitaan dan kematian guna menyelamatkan duna ini (ay 33d). Saudaraku, Guna memberikan pemahaman bagi para murid, maka Yesus mengatakan syarat menjadi muridNya yaitu menyangkal diri. Menyangkal diri adalah mematikan segala keinginan daging dan menyerahkan hidup sepenuhnya dikuasai oleh Yesus, serta siap menderita (memikul salib). Itu makanya, sebenarnya menyangkal diri sama saja dengan siap kehilangan nyawa oleh karena Kristus. Kehilangan nyawa bukanlah mati konyol. Namun lebih kepada menyadari bahwa hidup kita berasal dari Tuhan dan karenanya selama kita hidup biarlah kita menjadi pengikut Yesus untuk memberitakan Injil. Jangan sia-siakan hidupmu hanya untuk kepentingan dan kepuasan tubuh. Jika kita tidak sungguh-sungguh mengikut Yesus, itu sama saja seperti Petrus yang dikuasai oleh iblis serta menyangkal kabar kematian Mesias. Artinya mengikut Yesus, bukanlah hanya perkara di dunia ini saja, tetapi juga sangat menentukan di waktu penghakiman. Jadi tidak perlu malu karena Injil Yesus. Sebab barangsiapa malu karena Aku dan karena perkataan-Ku di tengah-tengah angkatan yang tidak setia dan berdosa ini, Anak Manusia pun akan malu karena orang itu apabila Ia datang kelak dalam kemuliaan Bapa-Nya, diiringi malaikat-malaikat kudus (ay 38). Saudaraku. Ada beberapa teladan yang mungkin berguna bagi kita sebagai pengikut Kristus. Pertama: Petrus adalah murid Yesus. Namun dia tidak sepenuhnya memahami missi Yesus, dan bahkan boleh dikatakan bahwa dia shock bertindak sebagai penyelamat Yesus. Mungkin juga kita harus memeriksa ulang panggilan kita masing-masing sebagai pengikut Kristus. Jangan-jangan kita masih seperti Petrus yang tidak mengerti tindakan Yesus. Atau jangan-jangan kita bertindak seakan-akan kita adalah pembela Yesus. Saudaraku, Yesus tidak perlu dibela. Petrus pun tidak punya kuasa untuk membela Yesus. Justru sebaliknya, Yesuslah yang sedang membela Petrus sertas kita semua dari tuntutan dosa dan kematian dengan mengorbankan diriNya di kayu salib. Kematian kita kini digantikan oleh kematian Yesus agar kita semua memperoleh kehidupan. Kedua: Penting bagi kita untuk bercermin dari pengorbanan Yesus. Yesus menunjukkan kasihNya dengan tidak berpura-pura. Itu semua dilakukanNya hanya oleh kasihNya (Band Yoh 3 : 16). Kita juga penting memeriksa hati kita: apakah kita sungguh-sungguh mengasihi Yesus? Jangan-jangan kita juga seperti Petrus yang masih dikuasai oleh iblis. Makanya Yesus dengan keras menghardiknya dengan berkata: Enyahlah Iblis, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia. Jangan-jangan kita sebagai “pengikutNya” lebih mengutamakan kesenangan dan kenyamanan diri kita sendiri ketimbang menjadi pelayan Yesus yang siap menderita. Ketiga: Kalau Yesus memberitahukan bahwa Dia akan menderita dan bangkit pada hari ketiga, agar para murid nantinya tidak kaget jika mereka melihat bahwa Yesus disiksa dan mati di kayu salib. Itu adalah juga merupakan permulaan dan sekaligus sebagai gambaran bahwa pengikut Kristus di sepanjang jaman juga akan mengalami penderitaan. Sebab akan banyak upaya dunia ini guna menolak penyebaran Injil. Bahkan nyawa adalah taruhan dalam memberitakan Firman Tuhan. Namun kotbah ini memberikan keteguhan bahwa menjadi pengikut Kristus harus siap menderita, bahkan kehilangan nyawa seperti Yesus. Namun, kebangkitanNya adalah gambaran suka cita bahwa orang percaya juga akan dibangkitkan sama seperti Yesus yang dibangkitkan. Keempat: Bahwa kematian orang percaya atau pengikut Kristus tidaklah sia-sia. Tuhan tentu sudah mempersiapkan mahkota kehidupan bagi orang yang tidak malu akan FirmanNya. Maka selagi kita masih hidup di dunia ini, jangan pernah malu akan Yesus. Sebab suatu saat hidup kita akan berakhir di dunia ini. Namun masih ada masa di mana kita semua akan dibangkitkan untuk menjalani penghakiman saat Dia datang untuk kedua kalinya. Jangan sampai Anak Manusia itu malu mengakui kita di hadapan Bapa-Nya. Maka berhikmatlah di dalam Yesus. Amin. #selamat menjalani kehidupan bersama dengan Tuhan #Walman Mulyadi Hutapea. Blogspot

Tidak ada komentar:

Posting Komentar